Suzuki Arashi 125, Kegagalan Suzuki Jadi First Mover

Suzuki Arashi, begitu kita mendengar namanya, kita langsung teringat dengan sebuah motor bebek berheadlamp di dada yang muncul di sekitar tahun 2005. “My Style” itulah tagline yang dibawanya saat mencoba mencicipi kerasnya pertarungan penjualan motor di tanah air. Ya, karena Suzuki Arashi mencoba tampil dengan ciri khas tersendiri dengan headlamp di dada, tidak di setang, alias orang sini nyebutnya lampu bego karena setang udah belok tapi lampunya masih mlongo ke depan aja. Konon katanya sakitnya karna diguna-guna desain headlamp Arashi mencomot dari moge paling ngetop dari Suzuki, Suzuki GSX-R alias Si Gixxer, gak cuman headlampnya doank, tapi desain airductnya pun turut dicopy. Sementara untuk mesin, Arashi menggunakan mesin yang ekuivalen dengan Shogun 125.

Setau saya, pelopor bebek yang nyomot desain headlamp mogenya adalah Yamaha X1, yang mengambil desain headlamp Yamaha YZF-R1, tapi X1 cuman dipasarin di Thailand sono. Yamaha Indonesia sepertinya gak mau berspekulasi dengan membawa X1 ke Indonesia dengan pertimbangan kudu gambling dengan desain “anehnya”, dan pilih main save saja, apalagi saat itu YMKI sedang mereguk kenikmatan dengan penjualan Jupiter-Z yang notabene bermesin sama dengan X1. Nah, ketidakberanian YMKI buat nurunin X1 kesini sepertinya dimanfaatkan Suzuki untuk menjadi “first mover” bebek dengan desain nyleneh, dengan headlamp ala moge di dada, Suzuki akhirnya membawa Arashi ke tanah air.



Bukan hasil manis yang direguk Suzuki, justru Arashi makin memperparah penjualan Suzuki yang waktu mulai terperosok dengan Shogun 125nya, ditambah lagi mulai tergesernya pamor Suzuki oleh Yamaha. Alih-alih memberikan pilihan fresh buat konsumen selain di kelas 125cc, Arashi justru kurang diterima masyarakat kita karena desainnya yang kurang lazim buat sebuah motor bebek. Walhasil, Suzuki Arashi hanya menjadi “hiasan” di jalanan saking jarangnya pemakai Suzuki Arashi. Hanya orang-orang tertentu saja yang make Arashi, seperti orang yang memang pengen tampil “My style” atau memang fanatikers suzuki. Padahal kalo dicermati, Spek Suzuki Arashi ternyata sedikit di atas Shogun 125 lhoh, bahkan Shogun SP sekalipun. Contohnya penggunaan karburator 19vm pada Arashi, sementara Shogun 18ss, serta bobot yang lebih ringan dari Shogun 125. Arashi juga mengaplikasikan odometer dan indikator BBM digital seperti Shogun 125. Suzuki mengklaim Arashi memiliki torsi dan tenaga besar di kecepatan tinggi serta konsumsi BBM rata-rata 55km/l. Bahkan beberapa testimoni komentator di sebuah blog, rata-rata puas dengan performa Suzuki Arashi.

Arashi sempat mengalami facelift pada tahun 2007 dimana Arashi dipercantik dengan penambahan varian velg racing yang tentunya menambah kesan sporty pada Arashi, namun sayangnya mindset tetaplah mindset, Arashi terlanjur dicap sebagai gagal produk yang mempengaruhi calon peminat setelah mempertimbangkan resale value-nya nanti bakalan anjlok. Ditambah lagi gempuran dari 2 pabrikan lain, Yamaha dan Honda yang makin dalam menancapkan kuku mindset ke otak konsumen. Suzuki Arashi makin terbenam dalam euforia persaingan seiring terpuruknya Suzuki di Indonesia plus Suzuki global. Dan puncaknya, sekitar awal tahun 2009, Suzuki Arashi telah discontinue oleh pihak Suzuki.

Menurut hemat saya, nih motor layak jadi motor bebek koleksi masa depan. Karena populasinya yang terbatas dan desain bodinya yang out of the box. Meski begitu, Desainnya saya kira lebih keren daripada Honda Blade yang sama-sama mengaplikasikan headlamp di dada, serta dengan performa juga lebih mumpuni. Dari sisi spare part pun saya kira masih bisa dikanibal dari sodaranya, Shogun 125. Well, hikmah dari sebuah kegagalan Arashi adalah nih motor bisa jadi barang koleksi murah meriah, Meski cukup disayangkan jika Arashi harus berumur lebih pendek daripada sodaranya Shogun 125. Jadi buat yang pengen tampil beda dengan modal terbatas atau sekedar buat koleksi motor bebek langka, Suzuki Arashi second cukup worthed lah jadi pilihan, harga secondnya cukup terjangkau, mulai 3-7 juta lhoh. Gak masalah walopun “cuman” motor bebek, yang penting kita ngerti safety riding dan belinya pake duit halal. 🙂

Sekian dari saya semoga bermanfaat 🙂 Keep brotherhood