Yamaha Alfa, Bebek Family Two Strokes Jadul yang Masih Jadi Idola…

Huhuhuiii, bahas bebek lawas lagi dahhh, Sekarang saya mau bahas salah satu bebek lawas Yamaha dan tentunya karena dahulu yamaha sangat membanggakan mesin 2-stroke, jadi bebek yang akan saya bahas ini bermesin 2-tak berkapasitas 100cc, tepatnya 102cc, yaitu Yamaha Alfa.

Yamaha Alfa muncul sekitar akhir dekade 80’an ato sekitar tahun 1988-an lah, tahun yang sama dengan kelahiran saya di dunia ini. Hehehe… Kalo dilihat dari brosur yang saya dapet dari blog Yamaha&friends, Yamaha Alfa hadir dengan membawa embel-embel kata “Bebek Berkarakter Speedy”, Tapi anehnya di bagian lain brosur ada juga tulisan “motor idaman keluarga” ??? Ya emang dari segi desain, Yamaha Alfa mashi menganut desain konvensional layaknya kompetitor Honda Grand yang memang sepertinya lebih pantas dijadikan motor keluarga, gak ada speedy-speedynya, mungkin disebut speedy karena tarikan khas 2-taknya.

Soal performa, mesin 2-tak itu gak pernah bohong kok, tarikan Yamaha Alfa mantap coyyy di putaran menengah. Saat pelintir gas, emang awalnya terasa biasa saja, tapi begitu dipelintir agak dalam, wusssss, akselerasinya narik dah. Top speed Yamaha Alfa dalam kondisi standar sekitar 80-90 kmh, yaaaa mengingat motor ini adalah motor keluarga jadi untuk performa tidak begitu penting amat. Tapi kalo mau kenceng ya gampang, namanya aja mesin 2-tak tinggal dikilik dikit aja sudah bisa ngacirrr…

Terus untuk fitur-fiturnya, Yamaha Alfa udah menggunakan metode pelumasan autolube, yaitu pencampuran otomatis antara bensin dan oli samping melalui pompa oli tersendiri, jadi gak perlu repot-repot bikin campuran bensin dan oli samping sendiri. Kemudian yang dulu bikin saya bertanya-tanya adalah fitur “Power Scoop”, yang akhirnya saya ketahui dari blognya pakdhe maskur ternyata adalah sebuah air scoop yang terletak di head silinder fungsinya untuk mengarahkan aliran udara ke mesin tentunya untuk membantu mempercepat pendinginan mesin. Kemudian satu lagi fitur unik pada Yamaha Alfa adalah, sein yang berbunyi “tit tit” kalo dinyalakan, sebenarnya cukup berguna lho, yaitu sebagai sinyal suara untuk pengendara lain, selain itu dijamin pengendara tidak akan lupa mematikan sein (tapi risih juga dengan suara ini, makanya sekarang gak ada yang pake fitur “tit tit” lagi).

Nah, kenapa pada judul saya sebut “masih menjadi idola”??? Ya Karena saya lihat sampe sekarang ini, ternyata masih cukup banyak bro Yamaha Alfa yang berkeliaran di jalan daerah saya. Hampir tiap hari saya masih sering ketemu Yamaha Alfa di jalan raya dengan berbagai macem kondisi, mulai yang udah dedel duel somplak sana-sini partnya, ada juga yang udah diganti dengan baju adiknya, Yamaha Fis-Er, tapi ada juga yang masih terawat mulus kinyis-kinyis untuk ukuran bebek lawas.

Gak usah jauh-jauh juga karena di garasi juga nongkrong tuh 1 Yamaha alfa II-R lansiran 1994 milik bapak, motor ini juga yang jadi penolong saya waktu tunggangan utama saya, FXR150 males keluar (pernah ngapel juga naik Alfa). Hehehe… Cukup berkesan juga dengan Yamaha Alfa, karena ini adalah untuk ketiga kalinya Bapak saya memboyong Yamaha Alfa dari beberapa merk motor yang silih berganti mengisi garasi. hehehe… Tetangga satu RT saya pun masih ada yang mempercayakan Yamaha Alfa sebagai kendaraan keluarga, kalo gak salah total jadi 4 rumah yang masih nyimpen Yamaha Alfa di RT saya.

Hmmm.. ini membuktikan kalo Yamaha Alfa sampe sekarang masih dicintai sebagian orang, terutama babe-babe angkatan 80-an, mungkin karena punya kenangan tersendiri dengan Yamaha Alfa sewaktu beliau mudanya.cieeee… Alasan lain adalah karena bentuknya yang konvensional, sederhana dan gak neko-neko plus enjin 2-tak yang lebih simple perawatannya. So, gak heran kalo Yamaha Alfa masih jadi idola… Barangkali masgan sekalian ada yang nyimpen si Family 2-Strokes ini di rumah ato sekedar punya kenangan manis dengan motor ini? 🙂

Salam coolrider fixer

pict from : Yamaha&friends, FJB kaskus