Sebenarnya artikel ini udah lama nyantol di draft, cuman ya karena lagi gak mood, jadi betah deh di draft deh…
Baru-baru ini Kota Solo memberlakukan sebuah peraturan baru mengenai razia kendaraan bermotor, yaitu penghapusan aktivitas razia kendaraan bermotor di Kota Solo, (yang ternyata diikuti oleh Polda Jateng) karena dinilai kurang efektif untuk mengurangi tingkat kecelakaan karena pelanggaran lalu lintas, kemudian diganti dengan pengaktifan patroli polisi di jalan raya pada sebuah pelanggaran fisik lalu lintas, misal nerobos lampu merah, gak pake helm, gak pake kelengkapan motor, melewati garis zebra cross dll.
“Yessssssss….!!!” itulah yang mungkin sepontan keluar dari mulut maniak pelanggaran alias pengendara motor yang kurang sadar, cuek dengan peraturan lalu lintas, dalam artian di pikirannya tidak pernah terpikir untuk mematuhi peraturan lalu lintas, boro2 bikin SIM, helm aja dipake kalo inget mau lewat pos polisi aja.
Trus gimana menurut saya? Yaaaa… setuju gak setuju sih karena keputusan dari pak polisi itu jelas pasti ada kekurangan dan kelebihannya.
Kalo pendapat saya secara pribadi sih, gak ada pengaruhnya apa-apa ke saya, malah lebih diuntungkan soalnya kadang males juga kudu berhenti dan keluarin SIM dan STNK dari dompet, kemudian antri, trus masukin surat2 ke dompet lagi, apalagi kalo sedang ada hal yang mendesak. Belum lagi kalo lagi apess motor abis dipinjem, STNK lupa dimasukin dompet lagi, kena deh surat cinta dari pak polisi atau yang lebih beken adalah uang makan demi per-damai-an bersama.
Kemudian pendapat saya secara umum, ya setuju juga, tapiiiii… konsekuensi dari peniadaan razia, yaitu diganti dengan pengaktifan patroli terhadap pelanggaran lalu lintas harus benar-benar dijalankan. Kenapaaa? Ya karena kalo polisi males patroli di jalan, bubarrrr deh peraturan lalu lintas mengingat masih rendahnya tingkat kesadaran pengguna jalan terhadap peraturan lalin. Bodohnya aja, lha wong ada razia aja masih banyak pelanggaran lalin, apalagi razia ditiadakan. Sebaiknya razia jangan benar-benar ditiadakan, ya sesekali diadakan razia untuk mengingatkan akan kelengkapan dan kelayakan berkendara (terutama SIM) atau mengecek keabsahan kepemilikan motor.
Tambahan lagi, saya harap pak polisi juga bekerja dengan jujur dan tidak mencari-cari kesalahan pada pengguna jalan demi “uang makan”, tau sendiri lahhh kadang ada polisi yang lebay dalam menunjuk kesalahan pada pelanggar. Terakhir, dari pengguna jalan alias masyarakat sendiri (termasuk saya) ya harus terbiasa dengan peraturan ini, jangan dikit-dikit mengeluh peraturan sekarang ketat sekali, sering ngejar2, sering nilang, dll. Woooo, kan karena semua ini demi kebaikan bersama, agar kita semua berkendara jalan raya dengan tertib, aman dan nyaman. Ingat, Peraturan tetaplah peratuan, kalo yang melanggar ya harus dihukum (meski sekarang hukum di negeri kita bisa dibeli), yaaa minimal kita mencoba jadi orang “bersih” walopun sekecil apapun itu usaha kita (saya juga bukan orang suci yang gak punya salah masbro). Semoga pak polisi dan masyarakat bisa bersinergi untuk mewujudkan lalu lintas yang tertib, aman dan nyaman, bukan momok yang menakutkan bagi keselamatan jiwa kita. respect sesama pengguna jalan 🙂
Salam Coolrider Fixer
gambar dari sini
tertibkan yang salah..!!
kenyataane “Salahkan yang tertib!!!”
petromaxxx!!!
Telat, kesalip di tingukan
tp dalam sehari ini 2 orang dicegat pak pulisi. ya…satu krn gapake sepion, satune gak tau napa…berhenti di lajur kiri lampu merah. ya’e…
wkwkkw…kere polisine ngko 😀
http://asmarantaka.wordpress.com/2012/02/07/tvs-menggoyang-pasar-bebek-dengan-menghadirkan-neo-tvs-xr-110-cc/
Ora mungkin, kuwi buktine sing komentar nduwurmu ngerti
malah KACAUUUUUU
http://pertamax7.wordpress.com/2012/02/07/ketika-fitur-matic-honda-di-iklankan-fanpage-yamaha-motor-indonesia/
Masalah lalulintas sebenarnya sdh sangat acute dan kronis . Dilakukan tindakan sekeras apapun hasilnya kurang memuaskan . Inti dari permasalahan adalah kesadaran akan pengguna jalan itu sendiri . Hrsnya dari sejak dini dilakukan pengertian akan pentingnya kesadaran berlalu lintas . Kalau perlu msk dlm kurikulum pendidikan dari sd. Tanpa adanya kesadaran sulit terwujud adanya ketertiban . Tentu hrs diimbangi dng peningkatan sikap dan mental penegak hukum itu sendiri . Bandingkan dng singapura !
Betul om, sebenere merupakan kesadaran masing2, perlu adanya pendidikan sejak dini soal berlalu lintas, terutama di sekolah2 sayang gak ono 😦
Ya ngono iku laah.. Bagemana lagee?
Iki ngomentari judule tok :p
Ya ngono iku laah.. Bagemana lagee?
bagai sayur tanpa garam
http://extraordinaryperson.wordpress.com/
kurang asin ya berarti…hehehe
ternyata memang razia tetap dibutuhkan
sepi
http://pertamax7.wordpress.com/2012/03/28/kopdar-dengan-owner-honda-megapro-2005-22-hp/
razia skrg mah orientasinya dut rp 10.000 lolos.,.,.
hahahaa