Kawasaki ZX130, Si Bebek Gambot dari Genk Ijo

Ngomongin soal pabrikan dari genk ijo, ada salah satu produk lama kawasaki di lini bebek yang cukup menarik perhatian, yaitu Kawasaki Kaze ZX130. Kini bebek berkapasitas mesin 130cc entah masih dipertahankan oleh Kawasaki atau tidak, di blognya om p2r disebut kalo ZX130 masih tercantum di data AISI dengan jumlah produksi 0.

Pada awal kemunculan Kawasaki ZX130, tepatnya di tahun 2004, ZX130 yang punya kapasitas mesin gedhe pada saat itu digadang-gadang sebagai bebek berperforma hebat. Bahkan di suatu majalah roda dua, ZX130 sempat dikomparasikan dengan 2 bebek gambot dari pabrikan lain, yaitu Yamaha Jupiter MX135 dan Suzuki Satria F150. Namun karena memang secara spek performa dan fitur masih kalah dari para kompetitornya, Kawasaki ZX130 akhirnya hanya jadi “pupuk bawang” dari kedua kompetitornya tersebut.

Kawasaki ZX130 hadir dengan banyak fitur andalan, antara lain mesin 130cc, karburator gedhe Keihin NCV24, bagasi super luas, tangki bensin praktis (gak perlu buka jok), Secure Key Magnetic, Tachometer indikator, serta jok yang lebar ditambah handling yang mantab dan stabil. Dengan bodi serba meruncing seolah-olah pengen menunjukkan ZX130 adalah bebek berperforma tinggi terinspirasi dari moge Kawasaki ZX10, namun sayangnya sokongan mesin tiduran 130cc yang cuma mampu pemuntahkan tenaga 10,1 PS serta torsi 10.07 Nm belum cukup untuk disebut sebagai bebek performa tinggi. Bisa disebut malah tanggung, karena sepertinya Kawasaki masih memegang aspek fungsional motor bebek sebagai kendaraan komuter, bukan untuk maniak speed seperti Satria FU150.

Masih kurang ngetopnya telinga masyarakat dengan nama Kawasaki, jaringan 3S yang kurang bagus dan kuatnya euforia persaingan pabrikan raksasa, Honda dan Yamaha serta melejitnya Satria FU150 jadi bebek idola seperti menenggelamkan nama Kawasaki ZX130 hingga menjadi motor penggembira di tengah meledaknya penjualan motor di negeri ini. Cuma orang-orang tertentu saja yang memilih ZX130 sebagai tunggangannya dengan pertimbangan fungsionalitas ZX130 serta memang bukan bikers tipe brand minded.

Setelah sekian tahun, ZX130 juga tidak pernah mengalami perubahan berarti baik dari tampang dan performa, sekedar penambahan varian VR aja dengan velg racing. Alih-alih memaksimalkan potensi ZX130, Kawasaki justru menelorkan bebek yang lebih parah nasibnya, Kawasaki Zone125 yang akhirnya cuma “numpang lewat” karena tidak laku di pasaran. Kemudian Kawasaki mulai mengalihkan perhatian ke lini premium sportnya dengan menelorkan Sang Ninja 250R dan KLX250 bebarengan dengan diluncurkanlah Athlete 125 sebagai reformasi dari Zone 125 untuk menemani Kawasaki ZX130. Menyusul pula terakhir Kawasaki Edge 110 di lini bebek. Namun keberadaan ZX130 masih dipertahankan juga oleh Kawasaki, entah kenapa mungkin sebagai pelengkap atau masih ada beberapa yang berminat dengan kenyamanan yang ditawarkan ZX130.

Namun, dibalik kurang lakunya Kawasaki ZX130, saya sebagai penyuka motor langka jadi melihat ZX130 sebagai motor bebek yang layak dicari sekennya. Karena termasuk motor yang kurang laris, harga seken ZX130 jadi hancur-hancuran, sang pemilik pun kadang menjual ZX130 dengan harga “asal laku” aja, dari pengamatan saya waktu jalan-jalan di web-web jual beli, harga seken ZX130 bisa didapat dengan dana 3,5 juta! Efek lain adalah karena sedikit yang memiliki nih motor jadi punya penggemar tertentu, dan jadi jarang ketemu kembaran di jalan 🙂 So bagi yang butuh motor murah dengan fitur lumayan, ZX130 seken juga masih recomended to buy 🙂

dimodif gini juga oke

Segitu aja bahasan saya soal salah satu bebek gambot Kawasaki ini. semoga bermanfaat 🙂

Salam coolrider fixer

pict : nyari di google