“Unggah-Ungguh di Rumah, Tepo Sliro di Jalan…”

Suatu ketika saya abis COD sama customer di suatu tempat, tepatnya di perempatan sebelah utara Manahan (Jl. MT. Haryono kalo gak salah), saya melhat sebuah pemandangan yang menarik mata saya. Yaitu sebuah reklame bagus yang berisi pesan layanan masyarakat tentang lalu lintas. Di lain kesempatan, saya ambil gambar dengan jelas waktu bonceng mobil kakak saya.

Jepret!

Lebih dekat

Baca : “Unggah-Ungguh di Rumah, Tepo Sliro di Jalan”
Terlihat jelas tulisan tersebut menghiasi sebuah gambar karikatur dimana melukiskan sesuatu kejadian yang tentunya sudah sering kita dengar kejadiannya dimanapun, hingga tak jarang jadi “Hot Topics” di dunia permotoran. Mungkin keywordnya adalah “AROGANSI”

Sebelumnya, saya mau jelaskan kata-kata istilah Jawa tersebut, setau saya unggah ungguh itu artinya sopan santun atau tata krama, sementara tepo sliro adalah tenggang rasa. Dalam penggunaanya di kalimat di atas, mungkin pesan yang ingin disampaikan adalah agar kita senantiasa bersikap sopan santun ketika di rumah dan bertenggang rasa ketika di jalan raya.

Namun, Jelas sekali penekanannya adalah pada kalimat kedua, yaitu sikap tenggang rasa di jalan. Seperti apa sih? Yaaaa… Meurut saya, Kita harus sadar bahwasanya jalan raya ini adalah milik bersama, hak dan status kita semua di jalan adalah SAMA, sebagai pengguna jalan raya. Jadi kita harus bersikap tenggang rasa, menghormati dan tidak menyakiti sesama pengguna jalan raya apapun itu alasannya, apalagi kalo sekedar beralasan sedang ngejar waktu touring, bawa rombongan banyak, pakai moge dll. Sampai2 menghalalkan sirine, strobo, indtimidasi hingga kekerasan (main tendang, main pukul, mecahin spion).

Sementara pada gambar di atas, kalo diperhatikan ilustrasinya adalah rombongan moge yang sedang touring (mirip harley & sportbike). So, Bukan rahasia kalo imej masyarakat pada rombongan moge yang sedang touring adalah negatif, mereka dianggap egois, arogan, brutal dan kasar. Meski kini pada kenyataannya juga banyak rombongan touringer mulai dari bebek hingga sport 250cc yang bertingkah moge wannabe, merasa punya banyak massa terus kemudian seenaknya sendiri menganggap jalan raya itu milik mereka, mulai dari meraung-raungkan sirine hingga melakukan kekerasan hanya untuk meminta jalan. Hmmmmm… Sangat menyedihkan 😦

Last, Papan reklame pesan masyarakat di atas adalah bahan renungan buat para klub-klub motor yang sering ngadain touring (baik moge, bebek, matic ato motor sport) terutama buat yang masih menghalalkan cara-cara primitif seperti sirine, strobo, intimidasi hingga kekerasan. Bahwasanya touring itu tidak sekedar riding bareng-bareng cepet-cepetan sampe tujuan touring, tapi juga sekaligus ruang interaksi kita pada pengguna jalan lain serta masyarakat sekitar di daerah yang dilewati sepanjang perjalanan.

Kalo saja sepanjang perjalanan touring kita mengabaikan rasa TEPO SLIRO, menebar intimidasi dan mengganggu kenyamanan pengguna jalan lain dan masyarakat sektar, kita hanya akan menuai balasan makian hingga sumpah serapah yang buruk (ngeri kan?), belum lagi kita bakal dapet cap buruk dari masyarakat yang sampeyan sakiti. Sebaliknya jika kita menanamkan sikap TEPO SLIRO di sepanjang jalan, menghargai dan menghormati pengguna jalan lain, pastinya sampeyan bakal mengunduh respek dari masyarakat sekitar serta doa tulus agar sampeyan selamat sampe tujuan.

So, peganglah teguh “Unggah-Ungguh di Rumah, Tepo Sliro di jalan” saat touring 🙂

Makasih buat si penggagas reklame itu 🙂
Salam Coolrider Fixer

13 responses to ““Unggah-Ungguh di Rumah, Tepo Sliro di Jalan…”

  1. Emang iya Mas Adi, Kalo Saya sering ketemu rombongan touring itu kok malah mirip rombongan wong balapan 🙂

  2. sip..terkadang memang riding bareng-bareng atau touring bikin rasa arogan muncul karena selain banyak temen juga nggak mau kepisah dari rombongan, serta tentu saja tak mau terhalang walau sampai menghalangi..

  3. Bener banget tuh slogannya. Inti dari peduli lantas adalah menghormati pengguna jalan yang lain, alias tepo seliro.

    http://sepedamotor.web.id/2012/10/15/pengendara-sepeda-motor-itu-kelas-kambing/

  4. Kalo ane paling sebel ma motor yang dandanannya motor touring dijalan sambil nurunin kaki minta jalan (kakinya nunjuk-nunjuk kekiri kalau ga kekanan) emangnya lampu sein seabreg masih kurang ya ( kalo diperhatiin sein yg blkng ada 4, sein standard ama dibraket box. padahal cuma sendirian.
    Saking keselnya kadang ane potong2 aja jalannya … ribut2 dah.

  5. wow… tepo sliro di jalan, image petouring masih kurang bagus sampai saat ini, jangankan moge, yg bebek aja masih ada yg bawa stik niji je… jyan, iklan bagus

Leave a reply to Triyanto Banyumasan Cancel reply